Pengembangan
Pendidikan Matematika
Sebagaimana
yang Diajarkan oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Pendidikan berasal dari kata didik,
mendidik berarti memelihara dan membentuk latihan. Pendidikan diartikan sebagai
suatu usaha yang dilakukan individu maupun kelompok secara sadar guna mengubah
tingkah laku menjadi lebih baik melalui suatu pembelajaran.
Pembelajaran dalam hal ini merupakan suatu upaya
yang dilakukan dengan sengaja oleh seorang pendidik atau guru dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan dengan berbagai cara sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang
optimal.
Salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di
sekolah adalah matematika. Sebagai ilmu pasti, matematika akan selalu
berkembang dan selalu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Oleh karenanya penting bagi setiap
manusia untuk memahami dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika dalam hal ini merupakan upaya
yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang
memungkinkan seorang peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar
matematika dengan aktif. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang
kepada peserta didik untuk dapat berusaha dan mencari pengalaman tentang
matematika.
Berbicara mengenai pembelajaran matematika banyak
sekali hal yang saya dapatkan setelah mengikuti perkuliah etnomatematika serta
membaca artikel-artikel pada blog powermathematics.blogspot.co.id oleh Prof.
Dr. Marsigit, M.A yang sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di
Indonesia.
Pembelajaran matematika yang baik adalah
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dimana dalam hal ini siswa terlibat
langsung dan berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat
mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Sehingga pembelajaran akan lebih bermakna
dan selalu melekat pada diri siswa.
Seperti yang selalu diajarkan oleh Prof. Dr.
Marsigit, M.A. bahwasannya dalam suatu pembelajaran tidaklah guru sebagai
diktaktor, melainkan guru haruslah sebagai fasilitator. Janganlah seorang guru
memaksakan kehendak kepada siswa untuk mempercayai suatu fakta atau teori
tertentu tetapi fasilitasi lah siswa untuk menemukan sendiri, membangun sendiri
suatu konsep, teori, atau fakta tertentu.
Sudah saatnya pendidikan matematika di Indonesia ini
berkembang. Sudah saatnya pendidikan matematika di Indonesia berubah, dari
siswa yang pasif menjadi aktif, dari guru yang diktaktor menjadi fasilitator. Seperti
halnya cara-cara guru di luar negeri dalam mengajarkan matematika kepada anak
dengan berbagai variasi metode dan model pembelajaran seperti yang ditunjukkan
Prof. Dr. Marsigit, M.A dalam perkuliahan maupun seperti yang dapat kita akses
di internet.
Guru merupakan sutradara dari sebuah proses
pembelajaran. Dengan demikian gurulah yang mengatur segala kegiatan
pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir. Oleh karenanya sangat
penting begi guru untuk mengetahui metode dan model pembelajaran apa saja dan
seperti apa yang baik dan cocok diterapkan untuk pembelajaran di kelas.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan mengadakan Lesson Study. Lesson Study seperti ini sangat baik
diadakan di universitas khususnya bidang pendidikan. Dari lesson study tersebut
guru, pendidik maupun calon pendidik dapat mengevaluasi bagaimana pembelajaran
yang selama ini sudah terjadi dan bagaimana pembelajaran yang baik yang paling
dibutuhkan oleh siswa-siswa selama ini. Dengan demikian dari lesson study ini
diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar
yang baik dan sesuai sehingga dapat mengaktifkan siswa dan memfasilitasi siswa
dengan baik.
Dalam suatu pembelajaran, tujuan kita adalah membuat
peserta didik membangun pengetahuannya. Oleh karenanya dalam hal ini sangat penting
bagi guru untuk mengetahui karakteristik dari peserta didik. Sangat penting
bagi guru untuk memperhatikan metode atau model yang digunakan dengan
perkembangan peserta didik.
Seperti yang Prof. Dr. Marsigit, M.A selalu katakan
bahwasannya dalam mengajar peserta didik usia SD dan SMP sangat lebih baik
untuk menggunakan matematika sekolah. Dimana peserta didik usia SD dan SMP
tersebut belajar dari hal-hal yang bersifat nyata atau konkret. Bukan diajarkan
dengan simbol-simbol. Karena kemampuan peserti didik masih pada tahap SD dan
SMP masih kurang untuk dapat mengerti simbol-simbol yang terlalu abstrak bagi
mereka. Karena simbol-simbol yang seperti itu hanya akan membuat peserta didik
menjadi terbebani dan menyebabkan kebingungan. Simbol-simbol seperti ini baru
bisa mulai digunakan untuk siswa SMA.
Kemampuan berpikir siswa SMA tentu lebih baik dari
siswa SD dan SMP oleh karenanya mereka sudah tidak membutuhkan bantuan dengan
hal-hal yang bersifat konkret karena mereka sudah dapat memahami hal-hal yang
bersifat abstrak.
Sangat mudah untuk menemukan hal-hal yang bersifat
konkret dari dunia nyata karena etnomatematika menyadarkan kita bahwa banyak
sekali kaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari yang dapat kita jadikan
pembelajaran dalm mengajarkan suatu konsep dalam matematika.
By:
Sefti Lailatifah (14301241040)
Pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2017.